Pelaksanaan
Olimpiade 2012 yang bertepatan dengan bulan Ramadan menimbulkan masalah
tersendiri bagi atlet muslim. Mereka dihadapkan pada pilihan yang
sangat berat antara tetap menjalankan kewajiban berpuasa atau berbuka
saja untuk mendapatkan hasil maksimal saat bertanding.
Di
antara lebih dari 3000 atlet muslim yang berpartisipasi di event
olahraga paling prestisius di dunia ini, dua pebulu tangkis Indonesia,
Taufik Hidayat dan Tontowi Ahmad, memutuskan tidak berpuasa. Keputusan
serupa diambil oleh pelempar cakram Inggris Raya, Abdul Buhari. Stamina
yang prima saat bertanding menjadi alasan Buhari untuk mengganti
puasanya di hari lain.
"Ini
merupakan pilihan yang sulit karena saya telah berpuasa Ramadan selama
hidup saya. Puasa bagi saya sangat penting. Namun, jika saya berpuasa
saat bertanding, saya takut performa saya tidak maksimal," ujar Buhari.
Tiga
atlet muslim Inggris Raya yang lain, pelari jarak jauh Mo Farah,
pedayung Moe Sbihi dan pemain anggar Husayn Rosowsky, juga memutuskan
tidak berpuasa.
Meski
otoritas masing-masing negara telah memberikan keringanan kepada
atletnya untuk tidak berpuasa selama Olimpiade London, beberapa atlet
memutuskan tidak meninggalkan kewajiban yang satu ini.
1. Trianingsih
Pelari
maraton asal Salatiga, Jawa Tengah ini bersikukuh bahwa puasa tidak
akan menjadi halangan baginya untuk mempersembahkan yang terbaik untuk
Indonesia tercinta.
"Saya
ingin menjalankan ibadah puasa dengan baik. Tapi, kalau ada halangan,
bisa saja nanti tidak puasa. Saya akan berkonsultasi dengan tim medis di
London sebelum pertandingan," urai Trianingsih sebelum keberangkatan
Kontingen Indonesia di Jakarta, Minggu (22/7).
2. Mohamed-Khaled Belabbas
Pelari
Aljazair kelahiran 1981 ini juga memilih untuk tetap menjalankan ibadah
wajib puasa. Ia akan berlaga di lintasan jarak 3.000 meter.
Belabbas
menuturkan kepada france24.com,"Saya akan berpuasa seperti biasanya.
Ini bukan hal yang baru bagi saya. Saya yakin tak akan mengalami
kerugian karena Ramadan, namun akan sangat merasa sangat lelah ketika
melewati garis finis.
3. Sofyan Fathi Aljaddi
Meski mengaku sangat berat berpuasa, perenang Libya ini tidak berencana untuk berbuka.
”Tentu
saja sangat sulit (berpuasa). Ketika Anda berolahraga renang,
kadang-kadang air masuk ke mulut Anda dan Anda menelannya sebagian,
sehingga Anda harus benar-benar fokus karena Anda sedang berpuasa. Saya
tidak berpikir untuk berbuka puasa saat ini,” terang Aljaddi.
4. Ahmed Habash
Atlet
layar Mesir Ahmed Habash tetap menjalankan puasa Ramadan. Akan tetapi,
ia akan berpuasa sesuai waktu di negaranya dan tidak mengikuti waktu
Inggris. Hal ini berarti, Habash akan berbuka dua jam lebih awal
dibanding muslim lain di London. Waktu puasa di London memang tergolong
lama yaitu sekitar 18 jam.
"Saya
tidak boleh makan sepanjang hari dan baru diperbolehkan setelah
matahari terbenam. Jadi saya memilih berpuasa dengan waktu Mesir. Itu
akan memudahkan saya," jelas Habash kepada Reuters.
Ternyata,
penyelengaraan pesta Olimpiade yang bertepatan dengan Ramadan tidak
terjadi kali ini saja. Hal serupa pernah terjadi saat Olimpiade 1980.
Pada saat itu, pelari Tanzania, Suleiman Nyambui, membubuhkan tinta emas
dengan merebut medali perak jarak 5000 meter meski ia berpuasa.