Larva
cacing guinea hidup di dalam tubuh kutu air. Ketika manusia meminum air
yang mengandung kutu air, sistem pencernaan kita membinasakannya, namun
tidak mematikan larva cacingnya yang terus berkembang menjadi dewasa.
Cacing jantan akan mati setelah kimpoi di dalam tubuh manusia, sementara
betinanya terus membesar dalam waktu singkat pertumbuhannya kira-kira
mencapai lebih dari dua sentimeter tiap pekan. Kebayang kan?
Dalam
waktu setahun cacing ini perlahan-lahan mengeluarkan diri dari tubuh
manusia yang dihuninya dengan menjulurkan kepala terlebih dahulu di
bagian bawah kaki atau lengan manusia yang menjadi korban. Proses ini
menyebabkan nyeri luar biasa. Luka bekas lubang keluarnya cacing ini
akan membesar sesentimeter demi sesentimeter dan begitu menyakitkan.
Sering kali penderita terburu-buru mencari sumber air untuk merendam
luka mereka, padahal tindakan ini adalah salah.